*Islamfeindlichkeit di Jakarta*
*by Zeng Wei Jian*
Robin Richardson, ex direktur Runnymede Trust bilang
Islamophobia merupakan ekspresi "severe mental illness" yang
mempengaruhi "a tiny minority of people".
Lebih jauh, Johannes Kandel menulis Islamophobia merupakan
"a vague term which encompasses every conceivable actual and imagined act
of hostility against Muslims".
Islamophobia atau Muslimophobia berkaitan erat
dengan rasa takut (fear), dislike, prejudice, hatred
terhadap Islam atau Muslims serta kepada Islamic politics dan
culture.
*Bila di negara-negara Scandinavian, Islamophobia
disebut "Muslimhat", di Indonesia kaum fasist anti-Islam
berlindung dibalik kedok keberagaman, toleransi, pluralisme, dan kebhinekaan.*
Biasanya, Islamophobic marak di Irlandia, Inggris, Jerman,
Italia. Pasca 9/11, muncul term yang disebut "Islamophobia Industry."
Artinya, sentimen anti-Islam sengaja dikembang-biakan. Islam di-stereotype
seputar "terrorism", "bombs" dan "violent".
*Menjadi sesuatu yang absurd dan anomali bila di negara
muslim terbesar seperti Indonesia muncul virus Islamophobic.*
Pasca beredar kabar rencana aksi 4/11, beredar banyak sekali
spanduk bertulis "Kita Bersaudara". Dipasang di berbagai titik di
Jakarta.
Janggal, spanduk macam ini tidak muncul ketika Ahok mengirim
tentara, polisi, Satpol PP, deco menggusur warga.
Pasca aksi Bela Islam II, timbul beberapa gerakan bertajuk
"Tolerun" (plesetan kata toleransi) dan sebuah parade berjudul
"Bhineka Tunggal Ika".
Jargon "Tolerun" (sekalipun terkesan ngenyek),
juga tidak tampak saat orang miskin dituduh sebagai penyabot tanah negara, PKI,
pengintai turap oleh Ahok dkk. Toleransi model apa yang mereka maksud saat
seorang penista agama ditoleransi. Hanta karena bukan agamanya yang
dinista.
*Para peserta parade Bhineka Tunggal Ika bersikap ambigu
saat mereka tidak bersama Umat Islam menuntut keadilan hukum pasca Ahok menista
Surat Al Maidah 51. Bila mereka konsisten dan tulus dalam spirit keberagaman,
mestinya mereka turut merasakan kepedihan muslim ketika Kitab Suci dan Ulamanya
dinista.*
*Dalam frame kebhinekaan Indonesia, Islam adalah bagian
integral dan core part. Bila Indonesia dianalogikan sebagai tubuh manusia maka
Islam, Hindu, Budha, Nasrani dan etnik minoritas adalah bagian-bagian organnya.
Jika salah satu organ tubuh terluka, maka seluruh bagian tubuh lain ikut
merasakan.*
*Mereka yang melancarkan demonisasi terhadap gerakan Mujahid
Indonesia patut dicurigai sebagai anasir asing. Simply because, mereka bukan
bagian dari tubuh Indonesia. Mereka tidak mampu menyatu dalam satu asa yang
sama seperti yang dirasakan Umat Islam. Tanpa Islam, tidak ada Indonesia.*
THE END
Tidak ada komentar:
Posting Komentar