HOAX ITU SEBENARNYA KERJAAN SIAPA?*
Masih ingatkah dengan pengakuan 2 mantan jurnalis, yang membeberkan tentang bagaimana
media "bermain main" dalam menyampaikan berita?
http://www.jurnalmuslim.com/2016/10/mengejutkan-2-mantan-wartawan-ini-bongkar-bagaimana-metro-tv-manipulasi-berita-video.html?m=1
Silahkan di perhatikan pernyataan berikut, penyataan Matheus
Dwi Hartnato (mantan wartawan dan Senior Produser News MetroTV):
*"Ini harus tayang, ini
tidak boleh tayang. Si itu harus muncul, si ini tidak
boleh."*
*"Berita itu bisa dibeli, dari yang besar sampai
tingkat reporter. Itu bener-bener ada, jadi habitat di MetroTV."*
Yah itulah fakta tentang media kita. Ada berita berita yang
jadi pesanan. Bahkan termasuk berita hoax yg disebar oleh media. Salalh satu
contohnya berita hoax tentang sapi kurban. Oleh detik.com diberitakan bahwa
sapi kurban ahok diterima oleh pengurus masjid luar batang
http://gubernurmuslim.com/news/index.php/2016/09/13/pengurus-makam-luar-batang-tegaskan-sapi-pemberian-ahok-sudah-mereka-tolak-kembalikan-dan-tidak-pernah-mereka-sembelih/
Menjelang aksi bela islam jilid 3, mulai bermunculan berita berita yg
mengejutkan.
Seperti berita tentang ustad Arifin ilham yg tidak akan ikut
aksi tanggal 2 desember
http://m.okezone.com/read/2016/11/19/338/1545888/ustadz-arifin-ilham-tidak-akan-ikut-pada-demo-2-desember
Tapi, kemudian dibantah bahwa itu tidak benar. Melalui pesan
whats app.
Ustadz Arifin Ilham Nyatakan Siap Turun Aksi Bela Islam
Bersama GNPF-MUI
Sabtu, 19 November 2016
Jakarta - Pimpinan Majelis Adzikra, Ustadz Arifin Ilham
menampik sejumlah rumor dari
berbagai media atas pernyataan beliau
bahwa umat Islam tidak perlu lagi
melakukan unjuk rasa pasca ditetapkannya Ahok sebagai tersangka atas kasus
penistaan agama.
Saat ditemui oleh sejumlah ulama dan para tokoh yang
tergabung dalam Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI (GNPF-MUI) di kediamannya
di kawasan Sentul, Bogor. Sabtu (19/11) untuk melakukan konfirmasi. Ustadz
Arifin Ilham justru menyatakakan dukungannya bahkan siap turut bergabung kembali dalam Aksi Bela Islam Jumat, (2/12) mendatang.
Hal ini disampaikan oleh Imam FPI DKI, Habib Muchsin Bin Zaid Alatas yang mewakili yang
berkesempatan menemuinya mewakili GNPF-MUI.
"Saya hadir mewakili GNPF-MUI dalam istighosah Ustadz Arifin Ilham, beliau tidak
melarang sama sekali bahkan beliau akan
turun dalam Aksi Bela Islam 3".
Kata Habib Muchsin melalui pesan singkatnya.
Diduga ada upaya pemelintiran atas pernyataan Ustadz Arifin
Ilham oleh sejumlah media dalam rangka memecah belah barisan umat menjelang
Aksi Bela Islam 3 yang direncanakan akan digelar pada 2 Desember 2016
mendatang. Beruntung upaya penggembosan tersebut seketika dapat ditanggulangi.
Lalu muncul juga pernyatan yg dari MUI yg menghimbau untuk
urungkan niat aksi 2 desember.
http://m.republika.co.id/berita/nasional/umum/16/11/21/ogz9vr328-mui-imbau-masyarakat-urungkan-niat-ikut-aksi-2-desember
Meskipun ini belum dikonfirmasi MUI, tapi patut diduga ini
juga berita pesanan.
Karena baru saja muncul berita baru tentang merapatnya
gerindra ke pemerintah
https://babe.news/id-id/read/9374853/gerindra-siap-masuk-koalisi-pendukung-pemerintahan-jokowi
Faktanya fadli dzon membantah hal tersebut.
https://m.detik.com/news/berita/d-3350834/jokowi-kian-mesra-dengan-prabowo-begini-penjelasan-fadli-zon.
Jadi jelas terlihat, ada upaya upaya menjegal Aksi Bela
Islam III melalui penggiringan opini yg secara masiv dan brutal. Bahkan
pernyataan pernyataan dan tindakan kapolri yg ingin menangkap dan juga melarang
aksi bela islam III di media cetak maupun elektronik justru menampakkan
kegagalannya dalam menyelesaikan masalah penistaan agama ini. Permasalahan ini
begitu sederhana dulu, tapi dibuat rumit oleh pemerintah. Hanya tinggal
selesaikan sumber masalahnya lalu beres. Yaitu dengan bertindak adil dan sesuai
dengan hukum yang berlaku. Ingat selama ini penistaan agama pelakunya ditangkap
sebelum ditetapkan tersangka.
Sebuah ilustrasi singkat tentang penerbangan ke angkasa.
Diluar angkasa karena tidak ada gravitasi akibatnya tinta pena tidak mau
mengalir, hingga itu bisa bermasalah jika ingin melakukan pencatatan. Maka
dibuatlah teknologi pena luar angkasa yg berbiaya mahal karena dibuat dengan cara
khusus dan perhingan khusus. Sementara di negara lain yang juga memiliki misi
keluar angkasa dan memiliki masalah yang sama memecahkan masalah tersebut
dengan sangat simple dan murah. Yaitu dengan mengganti pena dengan pensil.
Karena pensil akan tetap bisa dipakai tanpa perlu direpotkan dengan masalah
grafitasi. Menyederhanakan masalah itu intinya. Dan itu yg tidak dilakukan oleh
pemerintah. Masalah sederhana dibuat jadi rumit dan menguras energi dan juga
biaya.
Ditulis oleh soto aYam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar