Din Syamsuddin: Kalau Ahok Lepas, Saya Pimpin Perlawanan*
Tempo 24 Nov. 2016 05:42
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Dewan Pertimbangan
Majelis Ulama Indonesia Din Syamsuddin mewanti-wanti Kepala Polri Jenderal Tito
Karnavian agar tak meremehkan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ia pun mengatakan tak
akan segan memimpin perlawanan jika Ahok sampai lepas dari jerat hukum.
"Pak Tito, kita bersahabat ya. Tapi kalau ini sampai lepas,
saya akan memimpin perlawanan," kata Din saat memberi sambutan di acara
pembukaan rapat kerja nasional MUI di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Rabu, 23
November 2016.
Din sangat yakin bahwa Ahok menistakan agama dengan
mengatakan orang bisa saja tidak memilihnya karena telah dibohongi memakai
Surat Al Maidah ayat 51. Surat itu menerangkan bahwa umat Islam dilarang
memilih pemimpin non muslim.
Belakangan tafsir surat Al Maidah ayat 51 itu menjadi
perdebatan. Ada yang mengatakan bahwa kata awlia dalam surat itu berarti
pemimpin. Namun ada yang menafsirkan kata itu sebagai teman sejati.
Namun, keyakinan Din bahwa Ahok menista agama bukan soal
tafsir ayat. Melainkan karena Ahok memberikan penilaian dengan menyalahkan
tafsir yang bukan kepercayaannya. "Padahal dia bukan dari agama
tersebut," kata dia.
Selanjutnya, Din menilai Ahok menggunakan kata yang sinis.
"Dibohongin pakai, ini menurut keyakinan saya sudah memenuhi kriteria
penistaan agama," ujar dia. "Kalau itu dibela-bela, apalagi ada
gelagat penegak hukum dibela-bela, saya tersinggung."
Menurut Din, tak kunjung ditahannya Ahok bisa menimbulkan
masalah yang lebih rumit. Seperti yang baru terjadi, Ahok kembali dilaporkan
karena menuduh pengunjuk rasa 4 November menerima bayaran.
"Saya khawatir nanti dia punya ujaran baru lagi yang
melanggar hukum. Jadi menurut saya bagus kalau ditahan itu. Supaya jangan lebih
rumit lagi masalah," ujar Din.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar